Putra Paling Bijak

Pada suatu hari, seorang ayah mengunjungi ketiga putranya dan mengatakan pada mereka jika hidupnya tak lama lagi berakhir, dan ia akan memutuskan diantara ketiga putranya siapa yang akan menerima seluruh warisannya.

Ia ingin menguji mereka dengan sebuah tes. Ia berkata, ”Anak-anakku, pergilah ke pasar dan belilah sesuatu yang cukup untuk memenuhi kamar tidurku, namun cukup kecil sehingga muat dalam sakumu. Dari ujian ini aku akan memutuskan siapa diantara kalian yang paling bijak dan cukup pantas mewarisi kekayaanku.”

Segeralah ketiga putranya pergi ke pasar untuk membeli sesuatu yang kira-kira cukup untuk memenuhi kamar tidur namun masih cukup kecil untuk dimasukkan dalam saku. Setiap dari mereka membeli barang yang berbeda.

Sang Ayah lalu memanggil mereka satu persatu ke dalam kamar tidurnya dan mencoba mengisi kamar tersebut dengan barang yang mereka beli.

Si sulung masuk dan mengeluarkan beberapa helai baju yang telah ia beli. Dicobanya membentangkan baju-baju tersebut di lantai kamar namun tidak dapat memenuhi lantai kamar.

Lalu putra kedua masuk dan mengeluarkan sejumlah jerami yang telah ia beli. Dihamparkannya jerami-jerami tersebut ke atas lantai namun juga hanya cukup menutupi sedikit bagian lantai.

Putra ketiga masuk lalu menutup semua jendela kamar ayahnya dan mematikan lampu kamar. Lalu ia mengeluarkan barang yang telah dibelinya, yaitu sebuah korek api, dan menyalakannya sebatang. Cahaya api dari korek api bersinar memenuhi semua sudut kamar ayahnya, dan dengannya ayahnya pun tersenyum. Sang Ayah berkata, ”Kau benar-benar yang paling bijak diantara anak-anakku dan kaulah yang berhak menerima seluruh kekayaanku.”