Kisah Juan dan Raul

Seorang anak bernama Juan bertengkar dengan adiknya, Raul. Mereka memperebutkan kue pemberian nenek. “Ini kueku!” kata Juan. “Bukan, kue ini punyaku!” kata Raul. “Kau tidak boleh mengambilnya!” teriak Juan lagi.

Juan menindih adiknya dan memukulinya. Melihat itu, seorang peri datang menemui kedua anak yang sedang berkelahi. Peri itu bertugas mengawasi kelakuan anak – anak.

“Siapa yang engkau pukuli itu Juan?” tanya peri.
“Dia adikku. Namanya Raul, “jawab Juan.
“Ah yang benar, jangan bohong ya, “kata peri tidak percaya. “Ayo jawab yang benar siapa dia?”
“Sungguh dia adikku. Dia saudara kandungku, “kata Juan meyakinkan.
“Ah tidak mungkin. Tidak mungkin dia adikmu. Engkau tahu kan bohong itu dosa. Jika benar dia adikmu, tidak mungkin engkau memukulinya, “kata peri.
“Tapi dia merebut kueku, “kata Juan membantah.
“Oh, sekarang aku tahu. Jangan – jangan kue itu sebenarnya adikmu. Buktinya engkau rela memukulinya untuk sebuah kue. Lagi pula lihat itu! Kuenya sudah hancur karena kalian perebutkan,” kata peri.

Juan dan Raul melihat kue kering yang mereka perebutkan sudah hancur. Mereka merasa bersalah karena telah berkelahi hanya karena sebuah kue. Akhirnya, Juan dan Raul saling peluk dan saling meminta maaf.