Harimau Makan Durian

Cerita Rakyat : Lampung
Dahulu kala sewaktu di Provinsi Jambi masih terdiri dari raja-raja atau kerajaan. Di sana Rakyat hidup berdampingan dengan kesejahteraan dan kedamaian berkat pemimpin yang bijaksana. Namun, di tengah kemakmuran itu tiba-tiba ada seekor harimau besar yang menghilangkan kedamaian di negeri tersebut. Harimau tersebut terus menerus menghabisi ternak masyarakat di sekitar sana, dan lama kelamaan juga menyerang warga di daerah sana.

Melihat hal ini, Raja tidak tinggal diam, dia menyuruh seorang abdinya yang sakti untuk mengatasi masalah ini. Setelah itu abdi raja pun mencari sang harimau dan dengan segala kemampuan yang dia punya dikerahkannya. Tetapi apa daya abdi Raja tersebut, bukan melukai harimau tersebut tetapi dia yang terluka parah.

Dengan kondisinya yang terluka parah, abdi Raja ini melarikan diri dari Sang harimau untuk menyembuhkan dirinya terlebih dahulu. Tetapi Sang harimau terus mengejar dia, di tengah pengejaran harimau tersebut. Sampailah mereka di sebuah desa yang bernama Desa Kemingking, yang di sana sekarang ini dipenuhi aroma manis dan tanahnya dipenuhi buah yang penuh duri. Karena kelelahan untuk melarikan diri akhirnya dia bertekad untuk melawan Sang harimau dengan segala kemampuan yang dia punyai, walaupun itu harus mengorbankan nyawanya. Pertarungan sengit terjadi antara keduanya. Hingga kemudian sang prajurit menyadari kehadiran buah yang permukaannya dipenuhi duri itu. Ia kemudian menggunakan buah yang di masa kini dikenal dengan nama Durian sebagai senjatanya. Dia terus melempari Sang harimau tersebut dengan durian hingga harimau itu terluka parah, dan di tengah pertempuran itu Sang harimau minta ampun karena dia menyadari bahwa ia telah kalah.

Ia pun berjanji kepada abdi raja tersebut untuk tidak menganggu warga asalkan ia diperbolehkan untuk memakan sebagian dari buah durian atau buah yang penuh duri yang tumbuh di tanah mereka. Karena melihat kesungguhan sang harimau dengan iba, maka Ia pun melepaskan Sang harimau untuk terus hidup tetapi dengan syaratnya tersebut.

Setelah itu, Abdi Raja tersebut kembali ke kerajaannya dengan membawa kemenangan atas Sang harimau. Segala hal yang terjadi dilaporkan kepada Sang Raja dan dengan perantaraan Sang Raja Ia mengumumkan sumpah Sang Harimau untuk dipatuhi dan dihormati kepada seluruh masyarakat. Sampai saat ini, masyarakat desa Kemingking terus menjaga sumpah Sang harimau. Sehingga meskipun hutan desa Kemingking Dalam termasuk dalam wilayah kekuasaan harimau, harimau-harimau ini tidak pernah menampakkan diri ataupun menyerang warga. Mereka hanya muncul di waktu malam ketika musim durian hampir usai untuk melahap buah-buah terakhir yang telah diperjanjikan untuknya.