Tiga Labu Ajaib

Dongeng Negara : India
Di sebuah desa kecil di India, tinggal dua orang lelaki yang bersaudara, Nanda dan Yuva. Mereka berdua berasal dari keluarga yang miskin, sehingga hidup mereka pun serba kekurangan.

Namun, seiring berjalannya waktu, kedua saudara itu kemudian menikah. Yuva menikah dengan gadis yang miskin, sementara Nanda menikah dengan gadis kaya. Akan tetapi, setelah menikah, Nanda mengusir Yuva keluar dari rumah mereka. Diusir dari rumah tersebut, Yuva dan istrinya tidak memiliki apa-apa selain sepetak tanah kecil yang tidak berguna.

Suatu hari, saat sedang duduk di atas sepetak tanah kecilnya, Yuva melihat sarang burung di atas ranting pohon di dekat tempat ia duduk. Ia berjalan ke arah sarang tersebut dan melihat burung gagak di dalamnya dalam keadaan yang lemah sedang menjaga telur-telurnya.

“Kasihan sekali kamu, burung gagak. Kamu pasti kekurangan makan. Seandainya saja aku dapat membantu kamu. Namun untuk keluargaku sendiri saja, aku tidak memiliki apa-apa,” katanya pada si burung gagak. Setelah berkata demikian, Yuva kembali ke tempat duduknya, memikirkan cara untuk membantu burung gagak itu.

Saat itu, tiba-tiba saja datang seekor rajawali menyerang sarang si burung gagak. Burung gagak itu menyerang dengan berani sekalipun rajawali memiliki tubuh yang lebih besar. Rajawali pun mundur dan terbang pergi, akan tetapi, burung gagak itu jatuh dari sarangnya dan terluka sayapnya.

Melihat itu, Yuva segera berlari mendekati gagak tersebut. “Burung malang,” katanya iba. Ia pun segera mengangkat burung tersebut dan membawanya ke rumahnya. Di sana, ia dan istrinya memberi obat pada sayap burung yang terluka itu. Mereka merawat dan memberinya makan hingga ia dapat terbang lagi.

Hanya dalam waktu dua hari, keadaan burung gagak itu telah pulih seutuhnya. Burung itu pun terbang pergi dengan gembira. Ia kembali ke sarangnya. Beberapa hari kemudian telur-telurnya menetas. Setelah anak-anaknya bisa terbang, mereka pun meninggalkan tempat tersebut.

Beberapa waktu kemudian, ketika Yuva dan istrinya mendengar kicauan burung dari rumah mereka. Betapa gembira hati Yuva saat ia mengetahui bahwa suara itu berasalah dari si gagak yang sama yang ia lihat waktu itu. “Minu, kemarilah dan lihatlah! Burung gagak ini datang mengunjungi kita!” panggil Yuva pada istrinya.

Burung gagak itu kemudian meletakkan 3 biji yang ia bawa di paruhnya di dekat Yuva dan istrinya. Sesudahnya, burung gagak itu terbang pergi meninggalkan mereka dengan 3 biji tersebut. Yuva dan Minu sangat terkejut dengan tindakan si burung gagak. Namun mereka memutuskan untuk menanam biji-biji tersebut.

Alangkah terkejutnya mereka, ketika menemukan bahwa biji tersebut telah tumbuh menjadi pohon labu, dan di masing-masing pohon tergantung sebuah labu yang besar.

Yuva segera memotong salah satu labu itu dan membawanya ke rumah. Ia pun memotong labu itu dengan Minu menemani di sampingnya. Oh la la… Dari dalam labu itu keluar berbagai macam makanan yang enak dengan jumlah yang berlimpah. Yuva dan Minu makan hingga kenyang. Namun, begitu berlimpahnya makanan tersebut, masih banyak yang tersisa. Mereka tak mungkin kelaparan.

“Burung gagak itu telah membawa berkat dari Tuhan bagi kita,” Yuva berkata.
“Marilah kita potong dua labu lainnya,” usul Minu.

Yuva pun membawa labu kedua dan membelahnya. Seketika keluarlah berbagai macam pakaian dan perhiasan yang indah dari dalamnya. Minu begitu terkejut bahagia hingga ia jatuh tak sadarkan diri. Yuva pun harus membangunkan dan menyadarkannya.

Ketika labu ketiga dibelah, keajaiban lain pun terjadi. Dari dalamnya keluarlah berbagai macam uang emas dan perak dalam jumlah yang sangat banyak. Mereka pun menangis bahagia, tidak percaya dengan apa yang terjadi. Mereka menjadi kaya raya.

Dengan uang yang banyak itu, Yuva membangun istana yang indah dan megah. Ia juga membagikan makanan dan pakaian pada orang-orang sekitarnya yang membutuhkan.

Kabar gembira itu sampai juga kepada Nanda. Namun, bukannya berbahagia, ia dan istrinya Neena sangat curiga dengan kekayaan Yuva. Neena mengunjungi Yuva dan Minu untuk mencari tahu sumber kekayaan mereka.

Setelah Nanda mendengar cerita yang dikumpulkan Neena, ia menyuruh algojo-algojonya untuk mencari seekor gagak dan membawanya ke rumah Nanda.

Algojo-algojo Nanda segera pergi mencari burung gagak. Ketika menemukannya, mereka mematahkan kakinya dan membawanya ke rumah tuannya.

Burung gagak yang patah kakinya itu dirawat sendiri oleh Nanda dan Neena. Ketika gagak itu sembuh, ia terbang dan membawa sebutir bibit labu pada Nanda, lalu terbang pergi. Melihat bibit itu, Neena bertanya heran, “Mengapa kita hanya mendapatkan satu bibit? Bukankah Yuva mendapatkan 3?”

“Tidak masalah berapa bibit yang kita dapat. Sekarang kita kaya raya! Hahahaha…” Nanda tertawa puas. Iapun segera menanam bibit itu. Malam itu, Nanda dan Neena tidak tidur. Mereka menunggu hari berganti untuk segera melihat bibit yang mereka tanam. Dan benarlah, dari satu bibit itu, telah tumbuh pohon labu yang berbuah satu labu yang besar.

Mereka begitu bersemangat ketika melihat labu tersebut. Mereka memetik buah itu dan segera memotongnya. “Saatnya kita kaya raya!” Nanda berkata sambil memotong buah labu. Namun, begitu buat itu terbelah, api yang besar segera keluar dari buah itu. Api itu membesar dan menyebar dengan cepat hingga membakar rumah Nanda dan Neena dan segala isinya. Akhirnya, kedua orang yang serakah itu pun jatuh miskin dan kehilangan seluruh harta kekayaan mereka. Keserakahan merekalah yang membuat mereka jatuh miskin.