Dua Pedagang

Di sebuah kota ada dua orang pedagang keliling yang tinggal bertetangga, mereka sama – sama menjual perkakas yang terbuat dari kuningan. Namun sifat mereka sangat berbeda, pedagang pertama adalah orang yang jujur, sedangkan pedagang kedua punya perangai tamak.

Satu ketika, pedagang yang tamak lewat di depan rumah seorang nenek dan cucunya. ” Cucuku ingin peralatan makan baru, maukah kau menukar peralatanmmu dengan mangkuk tua ini ?” kata si nenek. Pedagang tamak memerhatikan mangkuk itu. Ternyata, mangkuk itu terbuat dari emas dan si nenek tidak mengetahuinya. Muncul niat jelek di benaknya. Ia ingin mendapatkan mangkuk itu dengan harga yang murah.

“Mangkuk ini tidak ada harganya. Aku tukar dengan sebuah sendok,” kata pedagang tamak sambil mencibir. “Apa tidak terlalu murah? Mangkuk ini warisan suamiku, ” kata si nenek. ” Kalau tidak mau, ya sudah, ” jawab pedagang tamak sambil beranjak pergi.

Tidak lama kemudian, pedagang yang jujur lewat. Si nenek pun memanggilnya. “Maukah kau menukar mangkuk tua ini dengan peralatan makan yang kau jual?” kata si nenek.

Setelah memperhatikan mangkuk itu, pedagang yang jujur terkejut. ” Mangkuk ini terbuat dari emas. Semua barang yang aku punya tidak akan cukup untuk membayarnya,” katanya.

“Tak apa, kau ambillah mangkuk itu dan bayarlah aku sepantasnya, ” kata si nenek. “Baiklah, aku berikan semua barang dan uangku,” kata pedagang yang jujur.

Pedagang yang jujur pun pergi ke kota untuk menjual mangkuk emas itu. Tak lama kemudian, pedagang yang tamak datang kembali kerumah si nenek. Kemudian, si nenek berkata, “Aku sudah menjual mangkukku kepada pedagang lain. Ia menghargai mangkukku, tidak seperti engkau,” kata si nenek.

“Apa?” pedagang tamak memukul keningnya dan menyesali perbuatannya yang tamak. Sementara pedagang jujur hidup bahagia dengan uang hasil penjualan mangkuk emas.