Kancil dan Harimau

Pada suatu siang, setelah Kancil lelah berlari, ia segera menuju sebuah tempat yang sejuk dibawah pohon beringin. Kancil merebahkan badannya hendak beristirahat. Matahari bersinar terik, sementara angin bertiup sepoi-sepoi menambah suasana hutan menjadi sejuk dan segar. Tak heran jika mata Kancil mulai mengantuk.

Dilihatnya, diatas pohon, seekor ular juga sedang tidur. Kancil membiarkannya.

Tiba-tiba muncul seekor harimau besar yang beringas dan kelaparan.
“Ah, sepertinya siang ini aku jadi makan enak !” katanya. “Siang ini Kancil akan menjadi santapan makan siangku, nyammmm !”

Alangkah terkejut dan takutnya Kancil. Ia hendak berdiri dan lari, tetapi kalah cepat. Kaki Harimau itu sudah memegang dan menindih lehernya.

“Hayo, mau kemana kamu.” Bentak Harimau.
Kancil ketakutan setengah mati. “Ssssstttttt !!!! jangan berisik !” kilah Kancil sambil berbisik.
“Ada apa ?” kata Harimau.
“Lihat diatasmu ?”
Harimau mendongakkan kepalanya. “Apa itu ?”
“Aku disuruh menjaga ikat pinggang milik pak tani.”
“Ikat pinggan macam apa, sehingga kamu mau menunggunya ?”
“Ah, kamu ternyata belum tahu. Ini rahasia, lho. Jangan bilang ke siapa-siapa.”
“Ya, katakan saja padaku. Aku akan menyimpan rahasia itu.”

Tampaknya Hariamau sudah mulai bisa diakali oleh Kancil. “Barang siapa yang memakai ikat pinggang itu, ia akan kuat dan tahan dari senjata apapun.
“Ah, masa ?” tanya Harimau tidak percaya.
“Kalau tidak percaya ya sudah. Tapi ini rahasia, ya.”
“Eh, tapi… kalau aku yang memakainya, kira-kira aku bisa kuat nggak, ya ?”
“Ya, tentu saja.”
“Bolehkan, aku mencoba memakainya ?” rayu Harimau.
“Jangan ! Nanti aku dimarahi sama pak tani.”
“Ah, Cil. Sebentar saja. Masa tidak boleh. Kamu kan sahabatku yang paling baik ?”

Kancil seolah-olah berpikir sebentar. “Baiklah, tapi lepaskan aku dulu.”
Harimau segera melepaskan cengkeramannya.
“Kamu boleh memakai ikat pinggang itu, sepuas kamu. Tapi aku akan sembunyi dulu biar pak tani tidak melihat dan marah padaku.”
“Ya… tapi jangan jauh-jauh, ya. Aku masih punya urusan sama kamu.”
“Iya… masa kamu juga tidak percaya sama aku.” Kancil segera melompat berlari meninggalkan Harimau yang masih tertegun memandangi ikat pinggang yang sebenarnya adalah seekor ular.

“Wah, indah sekali ikat pinggang ini. Aku pakai, ah….”

Harimau segera menarik ekor ular yang sedang tidur itu dan melilitkannya dipinggangnya. Alangkah terkejutnya si Ular karena tidurnya terusik. Ular marah bukan kepalang. Ia segera menyerang Harimau dan menggigitnya. Harimau yang juga terkejut mengetahui kalau itu ular, merasa ditipu oleh Kancil. Perkelahian antara Ular dan Harimau terjadi. Ular kalah dan melarikan diri.

“Awas, kamu Cil ! Aku cari kamu, dan aku makan kamu, ggrrr… ggrrr… ggrrr…!!!