Sayembara Putri Diomira

Putri Diomira adalah putri Raja Bohemia yang amat berkuasa. Banyak pangeran dari negeri tetangga yang datang untuk melamarnya, tetapi Putri Diomira sangat pemilih. Semua pelamar itu dianggapnya kurang memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai suaminya. Tak seorangpun dari pangeran-pangeran itu yang berkenan dihatinya.

“Kau harus menikah, Diomira!” kata baginda Raja. “Aku membutuhkan seorang menantu untuk membantuku memerintah negeri ini dan seorang cucu untuk meneruskan keturunanku.”

Putri Diomira tahu suatu saat dia harus menikah. Tetapi dia ingin menikah dengan seorang pemuda yang tampan, pandai dan bijaksana. Namun, sampai saat ini dia menganggap belum menemukan pemuda pilihan hatinya.

Bagi Putri Diomira semua pangeran yang datang melamarnya dianggap membosankan sehingga ia berencana untuk menunda pernikahannya sampai dia menemukan pemuda yang berkenan di hatinya.

“Ayahanda,” kata Putri Diomira sambil tersenyum. “Aku akan menikah dengan seorang pemuda yang dapat memenangkan sayembaraku. Dia harus duduk diam dalam sebuah kamar bersamaku selama tiga jam dan tidak boleh membiarkanku keluar dari kamar itu.”

Mendengar permintaan dan kesanggupan putrinya, Raja Bohemia merasa lega. Sayembara itu nampaknya tidak sulit. Bagaimana seorang gadis dapat keluar dari kamar yang tertutup rapat? Diperintahkan beberapa pangeran yang pernah melamar putrinya untuk mengikutisayembara itu. Tetapi nampaknya sayembara itu tak semudah yang diduga. Pelayan Putri Diomira adalah seorang tukang sihir yang dalam sekejap dia bisa merubah Putri Diomira menjadi bunga, burung atau binatang apa saja.

Para pangeran dan pemuda banyak yang datang untuk mencoba keberuntungannya. Mereka duduk dalam kamar tertutup bersama Putri Diomira dan pelayannya. Meskipun mereka sudah terus menerus mengawasi Putri Diomira dengan cermat, bahkan tak berkedip, tetapi selalu saja Putri Diomira berhasil keluar dari kamar itu.

Dan akhirnya, tibalah giliran Pangeran Matias yang datang bersama tiga pengawalnya yang satia dan sakti. Para pengawal Pangeran Matias itu yang pertama si Tangan Panjang dia menjangkau apa pun, sejau apapun juga. Yang kedua bernama Lidah Api yang bisa menghanguskan apa saja dengan nafasnya. Dan yang ketiga bernama Mata Elang, seorang yang matanya sangat tajam. Pangeran Matias yang tampan bersama ketiga pengawalnya duduk dalam kamar tertutup, menghadap Putri Diomira dan pelayannya. Selama setengah jam tidak ada kejadian apa pun.

Tetapi kemudian tanpa sepengetahuan Pangeran Matias dan ketiga pengawalnya, pelayan Putri Diomira membisikkan mantra dan sang putri berubah menjadi buah apel menggelinding ke bawah lemari. Begitu cepatnya sehingga tak seorangpun yang sempat mengetahuinya, kecuali si Mata Elang.

Si Mata Elang kemudian kembali berbisik kepada Pangeran Matias yang kemudian memerintahkan si Tangan Panjang untuk mengambil buah apel itu dan meletakkannya kembali ke kursi. Segera apel itupun berubah menjadi Putri Diomira.

Satu jam berlalu. Pangeran Matias mulai bosan. Pelayan Putri Diomira kemudian membisikkan mentera lain. Putri Diomira berubah menjadi ikan mas yang berenang-renang dalam akuarium. Kejadian itu pun begitu cepat dan hanya si Mata Elang yang dapat melihatnya. Dia berbisik kepada sang Pangeran dan Pangeran pun berbisik kepada si Lidah Api sambil menunjuk akuarium.

Si Lidah Api tersenyum, ditiupnya akuarium itu sampai airnya mendidih dan pecah. Si Tangan Panjang menangkap ikan mas sebelum ikan itu jatuh ke lantai lalu meletakkannya kembali ke atas kursi. Ikan mas itu kemudian menjelma lagi menjadi Putri Diomira.

Tiga jam hampir lewat. Nampaknya Pangeran Matias akan berhasil memenangkan sayembara. Tapi sekali lagi bibir pelayan itu bergerak dan sang putri berubah menjadi burung merpati yang kemudian terbang melesat ke arah jendela. Mata Elang berbisik kepada Pangeran Matias.

Sang pangeran melompat berdiri, dengan sigap ia meregang busur dan dengan tepat memenah merpati itu pada kedua sayapnya. Dalam sekejap burung itu menjelma kembali menjadi Putri Diomira tanpa cidera sedikitpun.

Waktu sudah habis. Pangeran Matias dinyatakan menjadi pemenang, dan Putri Diomira harus menikah dengannya. Baginda Raja Bohemia sangat gembira. Pangeran Matias adalah putra seorang raja yang besar kekuasaannya dan pantas menjadi menantunya.
Sementara Putri Diomira juga merasa bahagia karena Pangeran Matias berhasil memenangkan sayembara itu. Selain tampan pangeran itu juga cerdik.

Pesta perkawinan Putri Diomira dan Pangeran Matias berlangsung dengan meriah. Semua rakyat menyambutnya dengan gembira. Mereka diundang tanpa terkecuali, diberi anggur serta makanan-makanan yang lezat.

Alhirnya Pangeran Matias memerintahkan pelayan Putri Diomira untuk beristirahat dan tinggal dalam sebuah pondok yang menyenangkan di pedesaan. Menurut Pangeran Matias hidupnya bersama Putri Diomira tak akan tenang selama ada pelayan yang merangkap jadi tukan sihir itu.