Putri Anabel dari Negeri Silene

Namanya Anabel, putri dari negeri Silene. Sebuah negeri dengan ladang gandum memebentang keemasan, perkebunan terlihat berwarna-warni dengan buah pir, plum dan apel yang terlihat ranum. Sapi dan domba menghasilkan susu segar yang berlimpah, dan juga wol-wol mahal yang banyak. Meskipun hasil pertanian, perkebunan dan perternakan berlimpah ruah, Yang Mulia Raja tidak pernah memungut pajak dari rakyatnya, karena baginya kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya adalah yang terpenting. Meskipun demikian, seluruh rakyat negeri Silene dengan senang hati selalu mengirim sebagian dari hasil panennya ke istana, sebagai perwujudan atas rasa cinta mereka kepada raja.

Berbeda dengan Frazio, perdana menteri kerajaan Silene yang bercita-cita merebut tahta kerajaan. Untuk mewujudkan cita-citanya, Frazio berencana membunuh Anabel, Putri tunggal raja, pewaris tahta kerajaan Silene. Namun sial bagi Frazio, Anabel yang berhasil melarikan diri sebelum orang suruhan Frazio berhasil membunuhnya. Anabel melarikan diri ke hutan. Di hutan Anabel merobek jubah dan melepas sepatunya, membuat jejak palsu seolah dia berlari kearah utara padahal sebenarnya dia berlari ke selatan. Sedangkan prajurit Frazio yang takut dihukum berbohong pada Frazio kalau Anabel sudah mereka bunuh. Mendengar hal itu Frazio tertawa bahagia karena cita-citanya menjadi raja Silene akan segera terwujud.

“Sekarang, aku hanya tinggal menunggu raja menunjukku sebagai raja selanjutnya,” katanya dengan nada bangga. Frazio adalah saudara raja, oleh karena itu jika Anabel telah disingkirkan, maka tahta kerajaan Silene akan jatuh ketanganya.

Jauh di dalam hutan, Anabel terus berjalan menyusuri sungai, berusaha keluar dari hutan hingga tenaganya benar-benar habis dan Anabel pun pingsan. Tapi keberuntungan masih berpihak kepada Anabel, sungai tempat anabel pingsan adalah tempat memancing yang biasa didatangi oleh penduduk desa Fylidia, sebuah desa diatas bukit tak jauh dari tempat itu. Anabel pun dibawa ke desa, dan Tuan Bert, salah satu penduduk menawarkan untuk merawat Anabel yang masih pingsan. Tuan Bert adalah seorang lelaki tua peternak domba yang tinggal berdua dengan istrinya, Nyonya Bert.

Ketika Anabel terbangun, dia bingung sedang berada dimana.

“Kamu sudah bangun? Tetangga-tetanggaku menemukanmu disungai lalu membawamu kesini.” Nyonya Bert yang kebetulan masuk menjelaskan.

“Terima kasih banyak Nyonya, tapi boleh kah saya tahu ini di negeri mana?” Anabel bertanya ingin tahu.
“Keadaanmu masih lemah, minumlah dulu.” Nyonya bert menyodorkan segelas susu kepada Anabel,

“Kamu sedang berada di desa Fylidia, Nona, masih dalam wilayah kerajaan negeri Silene. Bolehkah aku tahu kamu dari mana? Dan kenapa kamu bisa pingsan di sungai?”lanjut Nyonya Bert.

Anabel kemudian menceritakan, siapa dirinya dan apa yang telah menimpanya. Nyonya Bert sangat terkejut mendengar cerita Anabel, begitu juga dengan Tuan Bert dan Tetangga-tetangga yang kebetulan datang melihat kondisi Anabel. Mereka semua geram mendengar perlakuan jahat menteri Frazio terhadap Anabel. Namun mereka tak bisa memeberi tahu Yang Mulia Raja, karena sekarang di istana ada Frazio yang selalu berada disampingnya.

Maka tinggallah Anabel dengan Tuan dan Nyonya Bert. Awalnya Tuan dan Nyonya Bert juga penduduk desa lainya tidak mengizinkan Anabel melakukan apapun, melainkan tetap memperlakukan Anabel layaknya seorang putri, namun Anabel meminta agar diizinkan untuk bekerja selayaknya gadis biasa.

Sudah hampir dua musim Anabel tinggal di Fylidia, hingga suatu hari diawal musim gugur salah satu penduduk desa yang baru kembali dari kota membawa kabar bahwa raja mengadakan sayembara jubah musim dingin untuk Yang Mulia Raja. Salah satu penduduk kemudian memberi ide, “ Bagaimana jika kita juga mengikuti sayembara itu, Putri Anabel yang akan membuat jubah itu dan semoga saja Yang Mulia mengenalinya.”

“Aku akan membuat parfum untuk jubah itu, parfum yang hanya bisa diracik oleh diriku dan juga mendiang ibuku. Jadi aku yakin Yang Mulia pasti akan mengenalinya.”

Penduduk desa setuju dan mulai mengumpulkan bulu-bulu domba terbaik, kemudian memintalnya dengan sangat hati-hati. Ada juga yang membantu Anabel mengumpulkan bunga-bunga segar untuk membuat parfum.

Musim dingin hampir tiba, dan jubah yang dibuat Anabel sudah selesai. Aroma parfum racikan Anabel sangat wangi, namun wanginya sungguh tidak bisa di tebak, bahkan oleh ahli parfum sekalipun.

Tuan Bert mengajukan diri untuk mengantar jubah tersebut ke istana, dan segera disetujui oleh yang lainya. Perjalanan keistana Silene membutuhkan waktu tiga hari jika menggunakan kereta, oleh karena itu Tuan Bert berangkat tiga hari sebelum hari sayembara.

Hari sayembara tiba, satu persatu peserta sayembara membawa jubah buatanya ke hadapan Raja, dan kini giliran Tuan Bert membawa jubah buatan Anabel. Ketika jubah buatan Anabel dibuka, aroma parfum yang sangat dikenal oleh sang raja tercium dari jubah itu. Sang raja langsung memilih jubah yang dibawa Tuan Bert, dan hadiah langsung diberikan kepada Tuan Bert. Bukan hanya itu, raja juga meminta Tuan Bert menemaninya makan siang yang kemudian segera diterima dengan senang hati.

Pada saat jamuan makan siang, sang raja meminta Frazio untuk meninggalkannya berdua saja dengan Tuan Bert, “Terlalu berlebihan jika kamu menemaniku, aku tidak sedang menjamu seorang raja, aku hanya makan siang biasa dengan rakyatku.” Raja menjelaskan, dan tanpa curiga sedikitpun Frazio meninggalkan Raja berdua saja denag tuan Bert.

“Siapa yang membuat jubah ini?” tanya Raja kepada tuan Bert setelah memastikan frazio benar-benar sudah pergi.

“Putri Anda sendiri, Yang Mulia, Putri Anabel…” Tuan Bert menceritakan tentang Anabel kepada Raja, juga tentang kejahatan Frazio. Raja sangat terkejut, sekaligus bahagia mengetahui putrinya masih hidup, karena ternyata selama ini Frazio membuat seolah-olah Anabel meninggal saat Puri kerajaan kebakaran. Kebakaran yang juga disengaja olehnya.

Raja yang sangat marah dengan kejahatan Frazio segera memanggil Panglima Venzo, panglima perang kerajaan Silene , untuk menangkap Frazio dan menghukumnya, setelah itu dengan dikawal Panglima Venzo dan prajuritnya, Raja berangkat ke Desa Fylidia menjemput Putri Anabel.